SEJARAH SINGKAT GKMI Pati
Jejak
Injil yang mula-mula di Pati ditorehkan sejak tahun seribu sembilan ratus
duapuluhan oleh Tee Siem Tat di Tlogowungu kepada keluarga Yap Tiang Hwat.
Kemudian dengan bergabungnya beberapa orang seperti Kho Djoen Hong, Kho Djoen Liang, Oei Som
Hien, Sie Tiang Djwan, dan Ibu Tan Nelly komunitas Kristen Tionghoa mulai
terbentuk di Pati. Sebagai sebuah komunitas kecil yang beribadah di gedung
bekas pabrik yang terletak di jalan
Sudirman di sebelah timur kota Pati, mereka menjaga cahaya Injil terus menyala
dengan doa dan kerja keras. sehingga pada tahun tigapuluhan komunitas terus
berkembang. Kehadiran ibu Pang Pek Nio dan Tan Djing Swan memberi warna
tersendiri dalam perintisan Jemaat Pati. Beberapa penginjil yang aktif melayani
komunitas ini adalah Pdt. Tan King Ien,G.I. Matias Pantas, Pdt. Leonard
Silalily, Pdt. S. Djojodihardjo. Sampai
pada akhir tahun tiga puluh sembilan ditunjuklah Job Samuel Lien untuk
menjadi gembala komunitas Kristen Tionghoa di Pati. komunitas ini juga memulai
pelayanan Sekolah Minggu dengan jumlah murid sekitar limapuluh anak.
Tugas
untuk menumbuhkan, menjaga, dan merawat tunas kecil dilakukan dalam semangat
pengasuhan empat orang perempuan perintis: Ibu Tan Nelly, ibu Pang Pek Nio, Ibu
Kho DJoen Hong, dan ibu Oei Som Hien, yang berjuang untuk membidani kelahiran
sebuah gereja sebagai tempat beribadah.
Perlu dicatat bahwa kaum perempuan mempunyai peran yang sangat khas
dalam masa ini, khususnya dalam pendirian gedung gereja, mencari tanah gereja,
penggalangan dana, bahkan dalam pembangunannya. Ibu Tan Nelly sendiri
mengunjungi dua puluh lima kota tersebar dari Jawa Timur sampai Jawa Barat
untuk mengumpulkan dana bagi pembangunan gereja. Sebagai seorang pedagang kain
batik ia berkeliling sambil mencari dana pembangunan gereja. Pada Tahun seribu
sembilan ratus empat puluh satu, di atas tanah yang dipersembahkan oleh ibu Tan
Nelly inilah kemudian dibangun sebuah gereja di atas tanah yang terletak di jalan
MH Thamrin.
Dalam
perkembangannya kemudian, terbentuklah kepengurusan gereja yang terdiri dari: Kho Djoen
Hong, Tan King Ien, Tee Siem Tat, Oe Som Hien, Tee Jan Siang, Tan Djing Swan,
Ibu Tan Nelly, dan Ibu Pang Pek Nio. Melalui kepengurusan ini keberadaan Tiong
Hwa Kie Tok Kauw Hwe di Pati mendapat dasar hukum yang jelas untuk kiprah
pembangunan gedung gereja dan pelayanannya. Dari tahun ke tahun , terutama
dengan dukungan dan kontribusi penuh Ny Tan Nelly pembangunan fasilitas
pendukung di komplek gereja terus berlanjut dengan dibagunnya perpustakaan, toko
buku, pastori bahkan gedung sekolah minggu.
Mereka
yang telah memberikan
hidupnya untuk mendampingi, membina dan menggembalakan jemaat GKMI Pati adalah:
- Pdt. Samuel Lian (1939-1941)
- GI. Cho Bing Lim (1942-1944)
- GI. Tjan Ing Hian (1945-1947)
- Pdt. Tjoa Kiem Djoen (1948-1949)
- Klasis sekitar Muria (1950-1956)
- GI Tajan Ing Hian (1957-1962)
- Pdt. Herman Tan (1963-1965)
- Pdt. Lemuel Pragiyanto (1965-1986)
didampingi oleh: Yokanan Dwi Admoko, Yonatan Ibnu Budiyanto, Merchani Henoch
- Pdt. Victor Ehrhardt, MTh (1986-1995)
didampingi oleh: Sri Lestari, R. Joko Hasto Sanyoto, Pdm. Martono, Pdm.
Stefanus Christian Haryono, STh, Pdt. Dharmono, Sugondo, STh
- Pdt. Stefanus Christian Haryono,
MA.CF. (1995-2005)
- Setelah Pdt. Stefanus Christian Haryono mendapat tugas khusus sebagai
pendeta Universitas dan dosen di Universitas Kristen Duta Wacana, maka
pelayanan dan penggembalaan di GKMI Pati dikoordinasikan oleh Pdt. Martono,
S.Th, Pdt. Stefanus Christian Hady Santoso, S.Si (Teol) dan Pdt. Didik Hartono,
S.Th.